Ar Yu ReDEY..?!

Agamamu, Amanatmu dan Amal Perbuatan di Akhir Hayatmu

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, dikisahkan Umar bin Khattab menghadap Rasulullah Saw sebelum dia bepergian. Menurut sebagian ulama, sowan kepada rasulullah sebelum bepergian sudah menjadi tradisi. Begitu pula yang dilakukan Umar, pada saat itu dia meminta Rasulullah mendoakannya sebagai bekal perjalanan.
Sebagai seorang pemimpin sekaligus rasul pembawa risalah Allah, Muhammad Saw memberi bekal Umar berupa doa agar Umar selamat dalam perjalalan. Doa tersebut jika diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti: Aku serahkan kepada Allah, agamamu, amanatmu dan amal perbuatan pada akhir hayatmu.
Dari hadis tersebut, terdapat tiga hal yang mungkin, rasulullah mengkhawatirkannya, sehingga rasul berdoa agar tiga hal yang sebenarnya tidak hanya ada pada diri Umar tersebut tetap dalam penjagaan Allah.
Yang pertama adalah agama. Rasul Saw meletakkannya di awal doa, tidak pada posisi yang kedua atau yang terakhir. Sudah barang tentu agama disini adalah agama Islam, bukan agama yang lain. Tentunya ada maksud tersendiri dari rasulullah sehingga menyebutnya di awal doa.
Jika mengkaitkan posisi agama dengan konteks sekarang, kita akan menemukan alasan mengapa rasulullah meletakkannya pada awal doa. Kondisi bangunan Islam telah rapuh karena serangan-serangan dari pihak-pihak yang tak suka terhadap Islam semakin tak terbendung. Baik yang menginginkan rusaknya budaya maupun akidah. Dari zaman kolonialisme sampai sekarang, Umat Islam, khususnya di Indonesia telah terganggu oleh banyaknya misionaris, orientalis maupun salibis yang menghendaki murtadnya para pemeluk islam.  
Berbagai cara telah dilakukan agar pengikut Islam di belahan dunia berkurang, meskipun harus dengan memfitnah umat Islam sebagai teroris, umat terbelakang dan lain sebagainya. Namun demikian, dengan pertolongan Allah ta’ala sampai saat ini, mereka belum berhasil menaklukkan islam secara menyeluruh. Benteng akidah umat islam masih tetap kukuh.
Menurut misionaris sendiri, memurtadkan umat islam bukanlah hal yang mudah. Seperti pengakuan Samuel, salah satu misionaris, yang menyatakan dalam sebuah rapat bahwa umat islam sulit dimurtadkan karena akidah adalah masalah hidayah. Jika Allah menghendaki seseorang untuk menerima cahaya hidayah, maka dengan cara dan iming-iming apapun, hati muslim sejati tak akan goyah.
Kemudian Samuel berargumen bahwa salah satu kekuatan umat muslim untuk menjaga akidahnya adalah alquran (dalam kasus ini adalah membaca). Jika seorang muslim dijauhkan dari alquran niscaya cahaya yang telah diberikan oleh Allah semakin lama akan semakin meredup. Maka, sesua dengan anjuran Samuel, para misionaris mengupayakannya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan sarana komunikasi.
Kita bisa melihat bagaimana kondisi sekarang. Lantunan indah alquran jarang sekali, atau bahkan tidak pernah sama sekali terdengar baik melalui radio maupun televisi. Parahnya, umat islam sendiri pun tak banyak yang mau meluangkan waktunya untuk membaca alquran.
Dampaknya juga terlihat di kalangan remaja. Di antara mereka tak ada lagi yang terlihat asyik dengan mushaf di masjid atau di musholla. Mereka malah sibuk dengan handphone dan internet.
Selain serangan eksternal, islam di Indonesia juga dibingungkan oleh adanya konflik internal. Sampai sekarang ghozwul fikri (perang pemikiran) masih belum bisa teratasi sepenuhnya. Bahkan ulah mereka sudah berbentuk fisik. Lihat saja bagaimana peristiwa kekerasan yang dilakukan FPI dan laskar jihad ketika menghajar para aktifis yang mendukung Ahmadiyah di monas. Inikah wajah islam di Indonesia? Masalah akidah belum terselesaikan, konflik internal malah diusung ke depan.
Kemudian, doa Nabi Muhammad yang kedua adalah amanat. Dalam sebuah riwayat disebutkan ketika para murid Imam ghozali berpendapat tentang perkara yang berat. Ada yang menyatakan bahwa batu lah yang terberat dan ada pula yang menyatakan besi yang terberat. Mendengar pernyataan tersebut Imam Ghozali dengan tegas menyatakan bahwa perkara terberat adalah amanat.
Dalam hal ini penulis hanya akan membahas amanat yang berwujud harta dan anak. Dalam surat al-Anfal ayat 28 Allah berfirman: "Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan."
Harta dan anak amanat. Kadang kala bermanfaat dan suatu saat bisa melaknat. Dekadensi moral negara kita terjadi ketika amanat dihiraukan. Demi harta, para pejabat rela mengabaikan amanat yang berujung pengambilan hak rakyat. Karena harta pula, penegak hukum mau menerima suap.
Kedua adalah anak. Anak sangat erat kaitannya dengan remaja. Karena kurangnya perhatian orang tua menjaga amanat yang diwujudkan oleh Allah dengan anak, banyak sekali remaja baik yang tinggal di kota maupun di desa menjadi penyebab sengsara kehidupan orang tuanya. Tak ada lagi sopan santun. Orang tua hanya dianggap sebagai mesin pencetak uang, guru tak lagi dianggap sebagai sosok yang bisa digugu lan ditiru, sehingga tak ada lagi yang diperoleh orang tua kecuali kesengsaraan dan kerugian.
Jika kenakalan remaja tersebut disebabkan karena orang tuanya tidak pernah mengajarinya, maka di akhirat nanti orang tuanyalah yang bertanggung jawab sebagai pemegang amanat. Namun jika memang anaknya yang sulit diatur, maka dia sendiri yang akan menerima akibatnya.
Pesan terakhir dalam sabda Rasulullah tersebut adalah amal perbuatan di akhir hayat. Yang dimaksud dalam perkataan rasul tersebut adalah amal terakhir dalam sejarah kehidupan. Apakah nantinya khusnul khotimah atau malah sebaliknya, su'ul khotimah.
Sudah pasti pesan terakhir tersebut berkaitan dengan kematian. Kematian yang penuh misteri. Tak ada yang tahu kapan terjadi kecuali Allah. Waktunya tak bisa diawalkan atau diundur. Juga tak ada yang tahu bagaimana akhir hidupnya. Apakah berakhir dengan khusnul khotimah atau sebaliknya.
Orang yang selama hidupnya beramal shalih belum tentu bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu dalam setiap langkah alangkah baiknya jika kita selalu berantisipasi dengan melakukan amal kebajikan. Setiap tindakan diniati untuk menggapai ridho Allah.
Akhir kata, Jika seseorang bisa mengingat dan memperhatikan doa terakhir dalam hadis di atas, dia tidak akan mudah melakukan mdah melakuakn hal-hal di luar yang berbau maksiat. Pada akhirnya agama bisa tetap terjaga dan amanat bisa terlaksana.

0 COMMENTS:

Posting Komentar

komentar via facebook, silahkan isi kolom di atas.
komentar melalui blogger/ url / anonim silahkan isi di bawah ini....
okecoy...


MBS FM

Monggo Di Klik

KASKUS GRESIK Blog'e Cak HavyPhotobucket
mbs fm Photobucket