Ar Yu ReDEY..?!

Reuni Grezie (PD) yang ke-5

 
Kemaren, Kini, Esok, dan Selamanya
 
     Tahun demi tahun berlalu, lama sudah pertemanan kita terjalin, suka maupun duka terlewati bersama untuk menuju satu makna tertata, yaitu terjalinya tali silatur rahmi yang erat merekat.
     Pandego dunyo (Grezie) yang sudah sekian lama terbentuk, dengan beberapa rintangan dan cobaan menghadang setiap perjalanan. Dengan kokohnya tali persaudaraan antar kita sesama anggota mampu merobohkan semua cobaan itu.
     Sudah saatnya kita untuk berkumpul lagi, tuk jalin tali silaturrahmi kembali, tuk memadu kasih,,,,,,,,,, ups..! (salah, sorry....!) untuk berbagi storry maksutnya.........!!
     Yang bisa berkenan hadir, monggo sareng-sareng kempal besok tanggal 5 Syawal 1434 H bertempat dikediaman Sdr. Amir Jamiluddin di Jl. Setro Barat RT. 02 RW. 08 Desa Pangkah Kulon Kec. Ujungpangkah Kab. Gresik.
  
    Cp.     Sdr. Afif (Ketua)                 : 081515605717
               Sdr. Amir (Shahibul Bait)    : 085733234262
READ MORE - Reuni Grezie (PD) yang ke-5

MELAWAN GUS KAPITAL

Oleh: Rizal Mubit*

Pacarku terkena masalah besar di pondoknya. Kasusnya adalah ketahuan sedang menjalin hubungan dengan lawan jenis. Kasus ini termasuk pelanggaran yang berat hukumannya. Untungnya tidak ada yang tahu kalau akulah lelaki yang sedang menjalin hubungan dengannya. Selama ini kami masih merahasiakan status lantaran takut terkena kasus. Namun apa boleh buat, yang kami takuti pun terjadi. Informasi terakhir yang kudengar, dia akan masuk mahkamah satu. Mahkamah satu meruapakan mahkamah tertinggi di pondok. Masa depan studinya akan ditentukan oleh sidang itu. Pilihannya cukup rumit. Keluar dari pondok atau menikah denganku.

Aku sendiri tak tahu harus bagaimana. Otakku sudah lelah berpikir kesana kemari. Akhirnya kuputuskan, besok pagi aku harus pulang ke Gresik. Tak masalah kuliah sementara kutinggal dulu.

Jam tujuh pagi aku pulang. Perjalanan Semarang-Gresik memakan waktu cukup lama, kurang lebih tujuh jam. Spekulasiku terus mencoba menghubungkan fakta-fakta dan masalah-masalah yang dialami kekasihku. Selama ini hubungan kami hanya lewat telpon. Terakhir bertemu dua bulan yang lalu saat liburan semester. Itupun hanya sebentar. Pihak pondok tak ada yang tahu karena aku bertemu di rumahnya di Lamongan. Tak mungkin orang tuanya lapor ke pondok.

Di dalam bus, aku tak bisa tidur seperti biasa. Aku mencoba mencari informasi dari adikku. Selama ini, adikku lah yang mengabarkan tentang Fela padaku.

"Mas, dua hari lagi, mbak Fela disidang. Tadi malam dia dipaksa menulis pelanggaran-pelanggarannya selama di pondok untuk dijadikan barang bukti"

Itulah sms terakhir yang baru saja kuterima. Aku semakin bingung. Kalau aku menikahinya, berarti beasiswaku dicabut. Jika terjadi, masa depanku semakin tak jelas. Harapan satu-satunya selama hidupku adalah beasiswa ini. Beasiswa dari pemerintah yang tak mudah meraihnya. Perjuangan yang melelahkan itu tak mungkin akan kuhentikan demi mengorbankan wanita.

Namun aku juga tak sampai hati jika membiarkannya didepag dari pondok. Sudah tujuh tahun di pondok, tak mungkin harus diakhiri dengan su'ul khotimah. Aku rela jika memutus hubungan, tapi apakah para ustazd yang menjadi hakim mau menerima tawaran kami. Mereka memang ustadz-ustadz yang baik ketika santri baik. Tapi jika mengetahui santri melanggar peraturan, maka berbeda lagi sikapnya. Apalagi pelanggaran berat seperti pacaran. Beberapa santri sudah dikeluarkan dari pondok gara-gara kasus pacaran.

Dulu aku pernah juga menjadi santri di sana. Hanya tiga tahun. Saat itu aku tak tahu apa-apa tentang sistem yang dijalankan di sana. Hanya saja, aku adalah santri yang sangat patuh pada peraturan pondok. Tak sekalipun aku ketahuan melanggar peraturan-peratuannya yang dibukukan dalam "kode etik santri", semacam KUHP-nya Indonesia.

Setelah menjadi mahasiswa di fakultas hukum, aku tahu bagaimana system hukum yang dijalankan pesantren. Ternyata para ustazdku adalah penganut aliran positivistik, sama dengan mayoritas hakim di Indonesia. Orang-orang positivistik akan menjalankan aturan, mengenai sanksi, memutuskan dan menindak para terdakwa sesuai dengan aturan-aturan yang terbukukan, tidak melihat aspek terpenting dalam hukum yakni faktor sosial.

Seandainya saja aku bisa mengikuti proses sidang aku akan menjadi pengacara suka rela Fela. Paling tidak dengan posisi itu aku bisa membantu meringankan bebannya. Tapi sebelumnya aku juga harus melakukan analisis sosial secara sederhana. Targetku hanya cukup mempertahankan agar dia bisa terus melanjutkan study di pondok sekalipun hubungan kami terputus.

***



Sehari sebelum sidang, aku pergi ke pondok. Di sana kusempat dikagetkan oleh rumah baru bergaya Eropa dengan ukuran cukup besar. Pertanyaan pertama yang muncul di otakku. "Kira-kira rumah siapakah itu?”

Setelah kumelihat ada mobil antik di depan rumah itu, aku bisa tahu siapa pemiliknya. Pasti rumah itu milik Gus Hamid. Menantu kiaiku penggemar barang antik. Dia baru berusia kira-kira 35 tahun. Baru punya dua anak dan seorang istri yang cantik.

Tak bisa kubayangkan betapa suksesnya usaha Gus Hamid di pondok. Di tengah kegundahanku dengan rumah itu, Somad, temanku yang kini menjadi ustazd muda di pondok menepuk pundakku dari belakang.

"Assalamualaikum akhy....kaifa haluk?"

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah khoir. Antum kaifa ustadz?"

"Ane, kama taro, sehat wal afiat"

"Itu rumahnya siapa?" Tanyaku meyakinkan spekulasi.

"Dalem-nya Gus Hamid"

"Oh" Ternyata benar dugaanku. Praktek kapitalismenya ternyata sukses besar. Ini pasti juga didukung istrinya. Anak kiaiku.

Gus Hamid adalah Gusdak atau gus dadakan. Karena kepandaian dan kepatuhan pada pondok, dia diambil menantu kiai. Dulu dia pernah menjadi mahasiswa di Kairo.

Para santri menghormatinya, tapi tidak bagiku. Dia adalah penganut kapital kelas tinggi. Sama dengan kaum imperialisme kapitalis Barat menanam modal dimana-mana. Dia membuka kantin, toko buku, toko pakaian dan masih banyak yang lain tapi tidak memberi kesempatan orang lain untuk membuka usaha. Semua modalnya ditanam di pondok sendiri dengan menjadikan para santri sebagai konsumen utama.

Karirnya melonjak mengalahkan para ustadz yang telah lama mengajar di sini. Bayaran para ustazd pas-pasan. Tapi sepertinya Gus Hamid tak mau tahu. Dia malah memperkaya diri dengan kapitalisnya. Terakhir, dia membuat aturan untuk santri di ma'had aly agar memakai seragam saat belajar. Kain seragam harus beli darinya dengan harga yang dia tentukan sendiri. Entah berapa puluh juta untung yang didapatkan. Tapi ternyata kesejahteraan para ustazd masih dipertanyakan. Masih banyak ustazd-ustadz yang hidup susah. Padahal Gus Hamid kepala sekolah SMP. Miris sekali nasib ustazd-ustazd itu. Gus Hamid malah sering menceramahi ustadz dengan mengatasnamakan Islam bahwa dalam mengajar kita harus ikhlas dan hidup sederhana. Bayaran bukanlah faktor utama. Akibatnya para ustazd tidak maksimal dalam mengajar.

"Kenapa bengong jal?? Somad mengagetkan lamunanku.

"Oh enggak kog"

"Ayo ke kamarku" lanjutnya

Somad tak mengerti apa tujuanku kesini. Bahkan dia tidak tahu kalau aku sudah menjalin hubungan dengan Fela. Setahunya, aku pernah menaruh hati pada Fela.

“Liburan Jal?” Tanya Somad.

“Enggak. Eh, rumah Gus Hamid kapan dibangun?"

"Kira-kira baru dua bulan ini jadi. Antum nggak pernah kesini sih, makanya nggak tahu perkembangan pondok"

"Ya meskipun nggak kesini kan yang penting hubungan batin dengan pondok dan Kiai masih terjalin"

"Ya, benar tu omonganmu. Sekarang banyak santri yang jasadnya di sini tapi batinnya kemana-mana".

"Eh, Gus Hamid kok nggak poligami kayak gus-gus lainnya ya. Secara, beliau kan sudah kaya?" Tanyaku lagi.

"Wah. Antum ini gimana. Ane dengar-dengar nich, Gus Hamid mau nikahi Fela, santri putri yang kamu taksir dulu"

Deg. Tiba-tiba saja aku merasakan ada sesuatu memukul hatiku. Tapi ku mencoba menahannya agar tidak terkena pukulan kedua.

"Terus, Fela mau?

"Kayaknya sih nggak mau"

"Kenapa?

"Setelah didekati terus oleh Gus Hamid, Fela masih terus menolak. Gus Hamid terus mencari alasan kenapa dia tak mau. Akhirnya Fela ketahuan kalau dia punya pacar. Nah ini yang menjadi masalah besarnya. Sekarang Fela terkena kasus berat ini. Kemungkinan besar dia akan dikeluarkan dari pondok"

Aku terdiam. Mencoba berspekulasi lagi. Ternyata Gus Kapital itu ada dibalik semua ini. Aku harus bisa memikirkan cara agar bisa menolong masa depan Fela.

Setelah jamaah Ashar, aku teringat dulu temanku pernah terkena kasus berat. Dan hampir dikeluarkan dari pondok. Namun setelah dia sowan pada para hakim sidang mahkamah satu, dia tak jadi dikeluarkan. Hanya mendapat sanksi cukur rambut dan berdiri di lapangan.

Akhirnya sore itu juga kuputuskan untuk mendatangi para ustadz yang akan menjadi hakim persidangan. Untungnya para ustadz hakim adalah uztazd-ustazd yang bisa diajak diskusi. Saya yang notabene santri yang sedang menjadi mahasiswa hukum menawarkan pada para ustazd agar tidak menjadi positifistis. Karena tindakan itu sebenarnya tidak berdasarkan hati nurani. Kujelaskan kepada mereka bahwa beberapa tahun terakhir paham sosiologi hukum mulai masuk pada beberapa hakim di Indonesia. Dengan sosiologi hukum ini diharapkan hakim bisa memandang faktor sosialnya dalam memberi sanksi pada tersangka.

Selain itu juga aku menawarkan kepada mereka agar dalam persidangan juga ada orang yang bia memberikan bantuan hukum kepada tersangka. Selama ini di pondok belum ada. Awalnya para ustazd pun keberatan dengan usulan keduaku.

"Ustazd. Bagaimana kalau kita coba saja dalam persidangan yang mungkin ada dekat-dekat ini. Aku bersedia menjadi pembantu tersangka. Mungkin sebagai salah satu contoh saja dan sebagai amalan ilmu yang pernah kupelajari di kampus" Jelasku. Para ustadz tidak tahu kalau sebenarnya kedatanganku ke pondok adalah untuk menyelamatkan Felas. Mereka tak tahu kalau akulah kekasih setia Fela.

"Ya. Okelah jal. Bagus itu usulmu. Terutama yang pertama. Baru kali ini aku tahu tentang itu. Aku juga terkadang merasa bersalah saat memutuskan santri dikeluarkan dari pondok. Kita cuma tahu kesalahan dan sanski bagi pelaku tapi tak tahu sebab-sebab melakukannya. Padahal itu juga penting. Dulu Sayyidina Umar tidak memotong tangan pencuri juga karena melihat sebab-sebab sosial sehingga mencurinya. Besok jam Delapan malam ada sidang, ente ikut saja sebagai pengacaranya"

"Injih ustazd. Tempat sidang masih sama seperti dulu kan?

"Iya Jal".

Dua ustaz bisa kuyakinkan. Namun ada yang belum bias. Gus Hamid. Dia juga menjadi hakim besok. Dia tidak ingin mempersulit sidang agar bisa dengan cepat mempersunting Fela. Aku gagal meyakinkan Gus Hamid.

Karena tak ingin berdebat aku mengalah saja. Yang penting besok aku bisa mengikuti sidang sebagai pengacara Fela.

***



Suasana sidang tegang. Mata Fela sudah berkaca-kaca sejak masuk ruang. Dia sempat kaget ketika melihatku berada di ruang sidang. Dia pasti tak tahu apa maksud kedatanganku. Aku tak tahan melihatnya bersedih seperti itu. Kulirik Gus Hamid yang sedang tersenyum sinis dengan mata buas melirik Fela.

Sidang dimulai. Aku sudah mantap akan membantu Fela agar tidak dikeluarkan. Usaha lahir batin sudah kulakukan. Tinggal sekarang penentuannya.

Ustadz Arifin sebagai hakim ketua membaca semua kesalahan dan sanksinya.

"Fela Nurlita binti Nur Rahmat telah melakukan hubungan khusus dalam kurung pacaran dengan seseorang sesuai dengan pengakuannya. Sesuai dengan pasal 3 ayat 6 perbuatana ini termasuk peanggaran berat dengan sanksi dikeluarkan dari pondok atau tetap di pondok tapi harus menikah"

Kulihat Gus Hamid tersenyum-senyum. Aku langsung menyampaikan keberatan dengan sanksi yang diberikan.

"Bismillah, ustazd-ustazd hakim yang terhormat. Kita tahu bahwa santri ketika masuk ke pondok membayar uang banyak, dipasrahkan orang tuanya dan didoakan oleh orang-orang sekampungnya. Apalagi Ukhty Fela Nurlita sudah tujuh tahun di pondok. Jika sanksinya seperti itu, betapa tidak punya rasa kasihan peraturan itu. Saya meminta para ustadz hakim tidak mengeluarkan terdakwa atau menikahkannya.

Kita tahu mengeluarkannya dari pondok adalah sama dengan menghacurkan masa depannya. Dia kesini untuk belajar. Kalau mngeluarkannya sama dengan melarangnya belajar. Padahal Islam memerintahkan semua umat islam untuk belajar. Dan jika dinikahkan, usia Fela Nurlita masih belum cukup. Dampak pikologisnya akan berakibat negatif. Seperti menurunnya semangat belajar dan konsentrasi terganggu.

Dan pacarnya juga masih studi di luar. Tak mungkin menikah. Alangkah baiknya jika Fela hanya membuat perjanjian agar tidak mengulanginya lagi dengan memutus hubungan dengan pacarnya. Saya yakin hal ini bisa dilakukan dan pacarnya bisa menerima keputusan ini demi kebaikan bersama. Mohon para hakim mempertimbangkannya". Aku menjelaskan panjang lebar.

"Afwan akhi" sela Gus Hamid

"Bukankah dulu sebelum mondok sudah ada perjanjian kalau santri harus patuh pada peraturan. Kalau terdakwa sudah masuk pondok ini berarti harus bisa menerima konsekuensinya. Dan pacaran itu perbuatan yang dilarang pondok dan agama. Jadi kalau memang pacarnya masih dalam study, lebih baik dinikahkan dengan orang lain yang bersedia. Agar maksiatnya berhenti. Kalau tidak, lebih baik keluar. Pondok ini tidak butuh banyak santri tapi santri yang butuh. Kalau mau patuh aturan silahkan nyantri di sini. Kalau tidak lebih baik keluar saja."

Gus kapital itu memang berambisi menikahi Fela. Fela hanya menunduk ditemani ustadzah. Sepertinya dia sudah tak bisa menahan air matanya.

"Kalau memang demikian, kenapa dulu sewaktu penerimaan santri tidak diseleksi dengan ketat. Malah dengan mudahnya mnerima santri tanpa pandang bulu yang penting membayar, mengisi formulir dan mengumpulkan syarat-syarat tertentu saja. Bukankah ini praktik materialisme?” Tanyaku

Sepertinya Gus Hamid tersindir. Dia jualah pengusaha kain seragam. Selama ini kebijakan tentang wajibnya mebeli seragam merpakan salah satu pendapatan wajibnya. Dia tak mau berpanjng lebar dengan ini. Karena sama dengan mengorek keburukannya sendiri

“Maaf Akh...peraturan di pondok sudah jelas. Tidak bisa diganggu gugat. Sebaiknya antum yang tidak tahu apa-apa tentang pondok ini diam saja. Tak usah sok tahu dengan peraturan yang telah lama kami jadikan acuan. Kalau keluar harus keluar, tak bisa ditawar-tawar” Bantah Gus Hamid

"Maaf Gus....saya disini sudah mendapat izin dari Ustadz Arifin dan Ustadz Taufik untuk menjadi pengacara suka rela Fela. Jadi saya juga punya hak untuk membelanya. Agar hukumannya diperingan” Jawabku dengan nada agak emosi. “Sudah-sudah. Tidak ada gunyanya berdebat. Kami akan memutuskannya.” Ustadz Arifin, selaku ustadz tertua dalam forum sidang menengahi adu mulut kami.

“Agar tidak berlarut-larut, alangkah baiknya jika ustadz-ustadz hakim memutuskan secepatnya" Kataku. Rasanya aku puas bisa mengatakan itu semua.

Kami menunggu lima belas menit untuk mendengar putusan terakhir para hakim. Di tengah itu, kupandangai wajah Fela dari kejauhan. Dia hanya bisa pasrah dan berdoa. Aku pun demikian, hanya mampu berdoa setelah semua keberatanku tersampaikan di forum sidang. Semoga Allah memberi jalan terbaik bagi kami.

Setelah ditunggu, akhirnya Ustadz Arifin membacakan putusan sidang.

“Setelah kita melihat, menimbang dan mempertimbangkan kasus dan aspirasi yang berkembang dalam persidangan maka kami putuskan bahwa Ukhtuna Fela Nurlita binti Nur Rahmat dikanakan sanksi membuat pernyataan bermaterai untuk tidak melanjutkan lagi hubungannya dan harus membersihkan kamar mandi para santri selama tiga hari berturut-turut.

Dalam hati, aku bersyukur kepada Allah yang memberikan jalan terbaik. Fela tak jadi dikeluarkan dari pondok dan tidak harus menikah. Akhirnya aku bisa melawan niat buruk gus kapital itu. Aku semakin yakin Fela adalah jodohku. Suatu saat nanti aku akan melamarnya. Apapun yang terjadi kami akan selalu berdua walau kita berpisah untuk sementara.

***



Satu bulan kemudian nasib tragis menimpaku. Aku mendengar rencana akad nikah antara Gus Hamid dan Fela dari adikku. Ternyata apa yang kulakukan saat persidangan dianggap Fela sebagai upayaku untuk mengakhiri hubungan. Seminggu setelah sidang, Gus Hamid mendatanginya dan melamarnya. Karena menurutnya aku sudah tak mencintainya lagi, Fela menerima lamaran Gus Hamid.

Astaghfirullah. Ternyata apa yang kukerjakan membuahkan hasil yang menyakitiku. Buah yang sangat pahit. Ini memang salahku sendiri tidak memberi tahu Fela sebelumnya. Aku harus sendiri lagi. Mengobati luka sedalam ini. Entah sampai kapan aku tak bisa hidup seperti dulu lagi. Harapan untuk menikahinya terlalu tinggi hingga rasa sakitku sangat mendalam saat ku jatuh. Allahu Robby. Tolonglah hamba-Mu ini. Saya mulai percaya pada adagium bahwa komunikasi yang buruk adalah penyebab utama hancurnya suatu hubungan.
READ MORE - MELAWAN GUS KAPITAL

Cinta Dan Mencintai Allah

Definisi Cinta

Imam Ibnu Qayyim mengatakan, "Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; memba-tasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.

Kebanyakan orang hanya membe-rikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini. (Madarijus-Salikin 3/11)

Beberapa definisi cinta:

 Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai).

 Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.

 Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sebunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.

 Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.

 Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.

PEMBAGIAN CINTA

 Cinta ibadah

Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersema-ngatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.
Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga.
Jika ini semua diberikan kepada selain Allah maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam hal cinta.

 Cinta karena Allah

Seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan dan yang semisalnya. Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.

 Cinta yang sesuai dengan tabi'at (manusiawi),

yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:

 Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau orang sakit.

 Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang semisalnya.

 Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian, persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.

Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.

KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH

 Merupakan Pokok dan inti tauhid

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa'dy, "Pokok tauhid dan inti-sarinya ialah ikhlas dan cinta kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng- ilah-an dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan kecintaan kepada Rabb-nya dan menye-rahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)

 Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum, nikah dan sebagainya.

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: "Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya. (Jami' Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)

 Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah

Berkata Ibn Qayyim, "Sesungguh-nya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia cintai. (Madarijus-Salikin 3/38).

 Menghalangi dari perbuatan maksiat.

Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): "Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak me-nyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.

Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.

Sampai pada ucapan beliau, "Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati dan raganya.Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)

 Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.

Berkata Ibnu Qayyim, "Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya.
Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karena hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)

 Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.

Berkata Ibn Qayyim, "Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta'ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.

Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula pengham-baan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selain-Nya."(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)

ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH Subhannahu wa Ta'ala

Allah Subhannahu wa Ta'ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman di dalam surat Al-Ma'idah: 54, yang artinya: "Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah."

Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta'ala :

 Attawabun (orang-orang yang bertau-bat), Al-Mutathahhirun (suka bersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersa-bar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-Muqsithun (berbuat adil).

 Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.

 Orang yang berkasih-sayang, lembut kepada orang mukmin.

 Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin di hadapan orang-orang kafir.

 Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.

 Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.

 Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.

SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA ALLAH Subhannahu wa Ta'ala


 Membaca Al-Qur'an dengan memikir-kan dan memahami maknanya.

 Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.

 Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala , baik de-ngan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.

 Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.

 Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat Allah.

 Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.

 Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.

 Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (di saat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur'an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.

 Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da'i, mendengar-kan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembica-raan yang baik.

 Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala .
READ MORE - Cinta Dan Mencintai Allah

Kekayaan Yang Tidak Kita sadari

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung, dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya.

' Bagaimana perjalanan kali ini?'
' Wah, sangat luar biasa Ayah'
' Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin' kata ayahnya.
' Oh iya' kata anaknya
' Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?' tanya ayahnya.


Kemudian si anak menjawab.
' saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
  • Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
  • Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
  • Kita memiliki patio sampai ke! halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
  • Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
  • Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.
  • Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
  • Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.'


Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.

Kemudian sang anak menambahkan ' Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.'

Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih.

READ MORE - Kekayaan Yang Tidak Kita sadari

Penganut ‘Kopi Paste’ Ingin Disahkan Sebagai Agama



Sekelompok orang di Swedia mengakui simbol Kopi Paste (Ctrl+C dan Ctrl+V) sebagai sesuatu yang suci. Mereka pun ingin kepercayaannya disahkan sebagai ajaran agama.
Dalam sebuah kabar yang mirip lelucon April Mop, sekelompok penganut Kopimisme di Swedia berharap kepercayaan mereka bisa diakui secara sah oleh negara.
Penganut Kopimisme tergabung dalam Missionerande Kopimistsamfundet (Misionaris Kopimisme). Kelompok ini menganggap tindakan menyalin konten sebagai hal suci.
Seperti dikutip detikINET dari TorrentFreak, Senin (18/4/2011), kelompok ini juga memiliki simbol-simbol suci. Termasuk Ctrl+C dan Ctrl+V.
Agak sulit memang mengganggap berita ini serius. Namun para pendiri Kopimisme dikabarkan memang sungguh-sungguh berharap ajaran mereka bisa diakui oleh pemerintahan setempat.
Langkah terbaru mereka adalah mengajak bertemu pihak berwajib di Swedia untuk mengetahui apa saja syarat sah sebuah agama agar bisa diakui negara.
Kopimisme didirikan oleh Isaac Gerson, seorang mahasiswa filsafat. Ajaran mereka menyebutkan bahwa menyalin dan berbagi informasi dalah hal paling indah di dunia.
Beberapa rukun Kopimisme adalah:
* All kunskap åt alla (semua pengetahuan untuk semua)
* Sökandet efter kunskap är heligt (pencarian pengetahuan adalah suci)
* Spridandet av kunskap är heligt (penyebarluasan pengetahuan adalah suci)
* Skyddande av kopieringsakten (tindakan meng-copy adalah suci)
Hal-hal yang ditentang penganut Kopimisme termasuk software anti pembajakan ala Digital Rights Management (DRM). Praktek DRM dianggap setara dengan perbudakan, dan harus dihapuskan.
Untuk bergabung dengan ajaran ini, calon penganut pertama-tama harus setuju bahwa segalanya boleh di-copy dan informasi seharusnya bebas. Lalu, ia cukup membuka situshttp://kopimistsamfundet.se/ hingga logo Kopimi muncul.
Pengajuan Kopimisme sebagai agama resmi di Swedia telah dilakukan sejak 2010. Namun hingga kini belum dikabulkan karena komunitas Kopimisme dianggap hanya berkumpul dan tidak melakukan persembahan.

sumber:serbamenarik com
READ MORE - Penganut ‘Kopi Paste’ Ingin Disahkan Sebagai Agama


MBS FM

Monggo Di Klik

KASKUS GRESIK Blog'e Cak HavyPhotobucket
mbs fm Photobucket