Ar Yu ReDEY..?!

MELAWAN GUS KAPITAL

Oleh: Rizal Mubit*

Pacarku terkena masalah besar di pondoknya. Kasusnya adalah ketahuan sedang menjalin hubungan dengan lawan jenis. Kasus ini termasuk pelanggaran yang berat hukumannya. Untungnya tidak ada yang tahu kalau akulah lelaki yang sedang menjalin hubungan dengannya. Selama ini kami masih merahasiakan status lantaran takut terkena kasus. Namun apa boleh buat, yang kami takuti pun terjadi. Informasi terakhir yang kudengar, dia akan masuk mahkamah satu. Mahkamah satu meruapakan mahkamah tertinggi di pondok. Masa depan studinya akan ditentukan oleh sidang itu. Pilihannya cukup rumit. Keluar dari pondok atau menikah denganku.

Aku sendiri tak tahu harus bagaimana. Otakku sudah lelah berpikir kesana kemari. Akhirnya kuputuskan, besok pagi aku harus pulang ke Gresik. Tak masalah kuliah sementara kutinggal dulu.

Jam tujuh pagi aku pulang. Perjalanan Semarang-Gresik memakan waktu cukup lama, kurang lebih tujuh jam. Spekulasiku terus mencoba menghubungkan fakta-fakta dan masalah-masalah yang dialami kekasihku. Selama ini hubungan kami hanya lewat telpon. Terakhir bertemu dua bulan yang lalu saat liburan semester. Itupun hanya sebentar. Pihak pondok tak ada yang tahu karena aku bertemu di rumahnya di Lamongan. Tak mungkin orang tuanya lapor ke pondok.

Di dalam bus, aku tak bisa tidur seperti biasa. Aku mencoba mencari informasi dari adikku. Selama ini, adikku lah yang mengabarkan tentang Fela padaku.

"Mas, dua hari lagi, mbak Fela disidang. Tadi malam dia dipaksa menulis pelanggaran-pelanggarannya selama di pondok untuk dijadikan barang bukti"

Itulah sms terakhir yang baru saja kuterima. Aku semakin bingung. Kalau aku menikahinya, berarti beasiswaku dicabut. Jika terjadi, masa depanku semakin tak jelas. Harapan satu-satunya selama hidupku adalah beasiswa ini. Beasiswa dari pemerintah yang tak mudah meraihnya. Perjuangan yang melelahkan itu tak mungkin akan kuhentikan demi mengorbankan wanita.

Namun aku juga tak sampai hati jika membiarkannya didepag dari pondok. Sudah tujuh tahun di pondok, tak mungkin harus diakhiri dengan su'ul khotimah. Aku rela jika memutus hubungan, tapi apakah para ustazd yang menjadi hakim mau menerima tawaran kami. Mereka memang ustadz-ustadz yang baik ketika santri baik. Tapi jika mengetahui santri melanggar peraturan, maka berbeda lagi sikapnya. Apalagi pelanggaran berat seperti pacaran. Beberapa santri sudah dikeluarkan dari pondok gara-gara kasus pacaran.

Dulu aku pernah juga menjadi santri di sana. Hanya tiga tahun. Saat itu aku tak tahu apa-apa tentang sistem yang dijalankan di sana. Hanya saja, aku adalah santri yang sangat patuh pada peraturan pondok. Tak sekalipun aku ketahuan melanggar peraturan-peratuannya yang dibukukan dalam "kode etik santri", semacam KUHP-nya Indonesia.

Setelah menjadi mahasiswa di fakultas hukum, aku tahu bagaimana system hukum yang dijalankan pesantren. Ternyata para ustazdku adalah penganut aliran positivistik, sama dengan mayoritas hakim di Indonesia. Orang-orang positivistik akan menjalankan aturan, mengenai sanksi, memutuskan dan menindak para terdakwa sesuai dengan aturan-aturan yang terbukukan, tidak melihat aspek terpenting dalam hukum yakni faktor sosial.

Seandainya saja aku bisa mengikuti proses sidang aku akan menjadi pengacara suka rela Fela. Paling tidak dengan posisi itu aku bisa membantu meringankan bebannya. Tapi sebelumnya aku juga harus melakukan analisis sosial secara sederhana. Targetku hanya cukup mempertahankan agar dia bisa terus melanjutkan study di pondok sekalipun hubungan kami terputus.

***



Sehari sebelum sidang, aku pergi ke pondok. Di sana kusempat dikagetkan oleh rumah baru bergaya Eropa dengan ukuran cukup besar. Pertanyaan pertama yang muncul di otakku. "Kira-kira rumah siapakah itu?”

Setelah kumelihat ada mobil antik di depan rumah itu, aku bisa tahu siapa pemiliknya. Pasti rumah itu milik Gus Hamid. Menantu kiaiku penggemar barang antik. Dia baru berusia kira-kira 35 tahun. Baru punya dua anak dan seorang istri yang cantik.

Tak bisa kubayangkan betapa suksesnya usaha Gus Hamid di pondok. Di tengah kegundahanku dengan rumah itu, Somad, temanku yang kini menjadi ustazd muda di pondok menepuk pundakku dari belakang.

"Assalamualaikum akhy....kaifa haluk?"

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah khoir. Antum kaifa ustadz?"

"Ane, kama taro, sehat wal afiat"

"Itu rumahnya siapa?" Tanyaku meyakinkan spekulasi.

"Dalem-nya Gus Hamid"

"Oh" Ternyata benar dugaanku. Praktek kapitalismenya ternyata sukses besar. Ini pasti juga didukung istrinya. Anak kiaiku.

Gus Hamid adalah Gusdak atau gus dadakan. Karena kepandaian dan kepatuhan pada pondok, dia diambil menantu kiai. Dulu dia pernah menjadi mahasiswa di Kairo.

Para santri menghormatinya, tapi tidak bagiku. Dia adalah penganut kapital kelas tinggi. Sama dengan kaum imperialisme kapitalis Barat menanam modal dimana-mana. Dia membuka kantin, toko buku, toko pakaian dan masih banyak yang lain tapi tidak memberi kesempatan orang lain untuk membuka usaha. Semua modalnya ditanam di pondok sendiri dengan menjadikan para santri sebagai konsumen utama.

Karirnya melonjak mengalahkan para ustadz yang telah lama mengajar di sini. Bayaran para ustazd pas-pasan. Tapi sepertinya Gus Hamid tak mau tahu. Dia malah memperkaya diri dengan kapitalisnya. Terakhir, dia membuat aturan untuk santri di ma'had aly agar memakai seragam saat belajar. Kain seragam harus beli darinya dengan harga yang dia tentukan sendiri. Entah berapa puluh juta untung yang didapatkan. Tapi ternyata kesejahteraan para ustazd masih dipertanyakan. Masih banyak ustazd-ustadz yang hidup susah. Padahal Gus Hamid kepala sekolah SMP. Miris sekali nasib ustazd-ustazd itu. Gus Hamid malah sering menceramahi ustadz dengan mengatasnamakan Islam bahwa dalam mengajar kita harus ikhlas dan hidup sederhana. Bayaran bukanlah faktor utama. Akibatnya para ustazd tidak maksimal dalam mengajar.

"Kenapa bengong jal?? Somad mengagetkan lamunanku.

"Oh enggak kog"

"Ayo ke kamarku" lanjutnya

Somad tak mengerti apa tujuanku kesini. Bahkan dia tidak tahu kalau aku sudah menjalin hubungan dengan Fela. Setahunya, aku pernah menaruh hati pada Fela.

“Liburan Jal?” Tanya Somad.

“Enggak. Eh, rumah Gus Hamid kapan dibangun?"

"Kira-kira baru dua bulan ini jadi. Antum nggak pernah kesini sih, makanya nggak tahu perkembangan pondok"

"Ya meskipun nggak kesini kan yang penting hubungan batin dengan pondok dan Kiai masih terjalin"

"Ya, benar tu omonganmu. Sekarang banyak santri yang jasadnya di sini tapi batinnya kemana-mana".

"Eh, Gus Hamid kok nggak poligami kayak gus-gus lainnya ya. Secara, beliau kan sudah kaya?" Tanyaku lagi.

"Wah. Antum ini gimana. Ane dengar-dengar nich, Gus Hamid mau nikahi Fela, santri putri yang kamu taksir dulu"

Deg. Tiba-tiba saja aku merasakan ada sesuatu memukul hatiku. Tapi ku mencoba menahannya agar tidak terkena pukulan kedua.

"Terus, Fela mau?

"Kayaknya sih nggak mau"

"Kenapa?

"Setelah didekati terus oleh Gus Hamid, Fela masih terus menolak. Gus Hamid terus mencari alasan kenapa dia tak mau. Akhirnya Fela ketahuan kalau dia punya pacar. Nah ini yang menjadi masalah besarnya. Sekarang Fela terkena kasus berat ini. Kemungkinan besar dia akan dikeluarkan dari pondok"

Aku terdiam. Mencoba berspekulasi lagi. Ternyata Gus Kapital itu ada dibalik semua ini. Aku harus bisa memikirkan cara agar bisa menolong masa depan Fela.

Setelah jamaah Ashar, aku teringat dulu temanku pernah terkena kasus berat. Dan hampir dikeluarkan dari pondok. Namun setelah dia sowan pada para hakim sidang mahkamah satu, dia tak jadi dikeluarkan. Hanya mendapat sanksi cukur rambut dan berdiri di lapangan.

Akhirnya sore itu juga kuputuskan untuk mendatangi para ustadz yang akan menjadi hakim persidangan. Untungnya para ustadz hakim adalah uztazd-ustazd yang bisa diajak diskusi. Saya yang notabene santri yang sedang menjadi mahasiswa hukum menawarkan pada para ustazd agar tidak menjadi positifistis. Karena tindakan itu sebenarnya tidak berdasarkan hati nurani. Kujelaskan kepada mereka bahwa beberapa tahun terakhir paham sosiologi hukum mulai masuk pada beberapa hakim di Indonesia. Dengan sosiologi hukum ini diharapkan hakim bisa memandang faktor sosialnya dalam memberi sanksi pada tersangka.

Selain itu juga aku menawarkan kepada mereka agar dalam persidangan juga ada orang yang bia memberikan bantuan hukum kepada tersangka. Selama ini di pondok belum ada. Awalnya para ustazd pun keberatan dengan usulan keduaku.

"Ustazd. Bagaimana kalau kita coba saja dalam persidangan yang mungkin ada dekat-dekat ini. Aku bersedia menjadi pembantu tersangka. Mungkin sebagai salah satu contoh saja dan sebagai amalan ilmu yang pernah kupelajari di kampus" Jelasku. Para ustadz tidak tahu kalau sebenarnya kedatanganku ke pondok adalah untuk menyelamatkan Felas. Mereka tak tahu kalau akulah kekasih setia Fela.

"Ya. Okelah jal. Bagus itu usulmu. Terutama yang pertama. Baru kali ini aku tahu tentang itu. Aku juga terkadang merasa bersalah saat memutuskan santri dikeluarkan dari pondok. Kita cuma tahu kesalahan dan sanski bagi pelaku tapi tak tahu sebab-sebab melakukannya. Padahal itu juga penting. Dulu Sayyidina Umar tidak memotong tangan pencuri juga karena melihat sebab-sebab sosial sehingga mencurinya. Besok jam Delapan malam ada sidang, ente ikut saja sebagai pengacaranya"

"Injih ustazd. Tempat sidang masih sama seperti dulu kan?

"Iya Jal".

Dua ustaz bisa kuyakinkan. Namun ada yang belum bias. Gus Hamid. Dia juga menjadi hakim besok. Dia tidak ingin mempersulit sidang agar bisa dengan cepat mempersunting Fela. Aku gagal meyakinkan Gus Hamid.

Karena tak ingin berdebat aku mengalah saja. Yang penting besok aku bisa mengikuti sidang sebagai pengacara Fela.

***



Suasana sidang tegang. Mata Fela sudah berkaca-kaca sejak masuk ruang. Dia sempat kaget ketika melihatku berada di ruang sidang. Dia pasti tak tahu apa maksud kedatanganku. Aku tak tahan melihatnya bersedih seperti itu. Kulirik Gus Hamid yang sedang tersenyum sinis dengan mata buas melirik Fela.

Sidang dimulai. Aku sudah mantap akan membantu Fela agar tidak dikeluarkan. Usaha lahir batin sudah kulakukan. Tinggal sekarang penentuannya.

Ustadz Arifin sebagai hakim ketua membaca semua kesalahan dan sanksinya.

"Fela Nurlita binti Nur Rahmat telah melakukan hubungan khusus dalam kurung pacaran dengan seseorang sesuai dengan pengakuannya. Sesuai dengan pasal 3 ayat 6 perbuatana ini termasuk peanggaran berat dengan sanksi dikeluarkan dari pondok atau tetap di pondok tapi harus menikah"

Kulihat Gus Hamid tersenyum-senyum. Aku langsung menyampaikan keberatan dengan sanksi yang diberikan.

"Bismillah, ustazd-ustazd hakim yang terhormat. Kita tahu bahwa santri ketika masuk ke pondok membayar uang banyak, dipasrahkan orang tuanya dan didoakan oleh orang-orang sekampungnya. Apalagi Ukhty Fela Nurlita sudah tujuh tahun di pondok. Jika sanksinya seperti itu, betapa tidak punya rasa kasihan peraturan itu. Saya meminta para ustadz hakim tidak mengeluarkan terdakwa atau menikahkannya.

Kita tahu mengeluarkannya dari pondok adalah sama dengan menghacurkan masa depannya. Dia kesini untuk belajar. Kalau mngeluarkannya sama dengan melarangnya belajar. Padahal Islam memerintahkan semua umat islam untuk belajar. Dan jika dinikahkan, usia Fela Nurlita masih belum cukup. Dampak pikologisnya akan berakibat negatif. Seperti menurunnya semangat belajar dan konsentrasi terganggu.

Dan pacarnya juga masih studi di luar. Tak mungkin menikah. Alangkah baiknya jika Fela hanya membuat perjanjian agar tidak mengulanginya lagi dengan memutus hubungan dengan pacarnya. Saya yakin hal ini bisa dilakukan dan pacarnya bisa menerima keputusan ini demi kebaikan bersama. Mohon para hakim mempertimbangkannya". Aku menjelaskan panjang lebar.

"Afwan akhi" sela Gus Hamid

"Bukankah dulu sebelum mondok sudah ada perjanjian kalau santri harus patuh pada peraturan. Kalau terdakwa sudah masuk pondok ini berarti harus bisa menerima konsekuensinya. Dan pacaran itu perbuatan yang dilarang pondok dan agama. Jadi kalau memang pacarnya masih dalam study, lebih baik dinikahkan dengan orang lain yang bersedia. Agar maksiatnya berhenti. Kalau tidak, lebih baik keluar. Pondok ini tidak butuh banyak santri tapi santri yang butuh. Kalau mau patuh aturan silahkan nyantri di sini. Kalau tidak lebih baik keluar saja."

Gus kapital itu memang berambisi menikahi Fela. Fela hanya menunduk ditemani ustadzah. Sepertinya dia sudah tak bisa menahan air matanya.

"Kalau memang demikian, kenapa dulu sewaktu penerimaan santri tidak diseleksi dengan ketat. Malah dengan mudahnya mnerima santri tanpa pandang bulu yang penting membayar, mengisi formulir dan mengumpulkan syarat-syarat tertentu saja. Bukankah ini praktik materialisme?” Tanyaku

Sepertinya Gus Hamid tersindir. Dia jualah pengusaha kain seragam. Selama ini kebijakan tentang wajibnya mebeli seragam merpakan salah satu pendapatan wajibnya. Dia tak mau berpanjng lebar dengan ini. Karena sama dengan mengorek keburukannya sendiri

“Maaf Akh...peraturan di pondok sudah jelas. Tidak bisa diganggu gugat. Sebaiknya antum yang tidak tahu apa-apa tentang pondok ini diam saja. Tak usah sok tahu dengan peraturan yang telah lama kami jadikan acuan. Kalau keluar harus keluar, tak bisa ditawar-tawar” Bantah Gus Hamid

"Maaf Gus....saya disini sudah mendapat izin dari Ustadz Arifin dan Ustadz Taufik untuk menjadi pengacara suka rela Fela. Jadi saya juga punya hak untuk membelanya. Agar hukumannya diperingan” Jawabku dengan nada agak emosi. “Sudah-sudah. Tidak ada gunyanya berdebat. Kami akan memutuskannya.” Ustadz Arifin, selaku ustadz tertua dalam forum sidang menengahi adu mulut kami.

“Agar tidak berlarut-larut, alangkah baiknya jika ustadz-ustadz hakim memutuskan secepatnya" Kataku. Rasanya aku puas bisa mengatakan itu semua.

Kami menunggu lima belas menit untuk mendengar putusan terakhir para hakim. Di tengah itu, kupandangai wajah Fela dari kejauhan. Dia hanya bisa pasrah dan berdoa. Aku pun demikian, hanya mampu berdoa setelah semua keberatanku tersampaikan di forum sidang. Semoga Allah memberi jalan terbaik bagi kami.

Setelah ditunggu, akhirnya Ustadz Arifin membacakan putusan sidang.

“Setelah kita melihat, menimbang dan mempertimbangkan kasus dan aspirasi yang berkembang dalam persidangan maka kami putuskan bahwa Ukhtuna Fela Nurlita binti Nur Rahmat dikanakan sanksi membuat pernyataan bermaterai untuk tidak melanjutkan lagi hubungannya dan harus membersihkan kamar mandi para santri selama tiga hari berturut-turut.

Dalam hati, aku bersyukur kepada Allah yang memberikan jalan terbaik. Fela tak jadi dikeluarkan dari pondok dan tidak harus menikah. Akhirnya aku bisa melawan niat buruk gus kapital itu. Aku semakin yakin Fela adalah jodohku. Suatu saat nanti aku akan melamarnya. Apapun yang terjadi kami akan selalu berdua walau kita berpisah untuk sementara.

***



Satu bulan kemudian nasib tragis menimpaku. Aku mendengar rencana akad nikah antara Gus Hamid dan Fela dari adikku. Ternyata apa yang kulakukan saat persidangan dianggap Fela sebagai upayaku untuk mengakhiri hubungan. Seminggu setelah sidang, Gus Hamid mendatanginya dan melamarnya. Karena menurutnya aku sudah tak mencintainya lagi, Fela menerima lamaran Gus Hamid.

Astaghfirullah. Ternyata apa yang kukerjakan membuahkan hasil yang menyakitiku. Buah yang sangat pahit. Ini memang salahku sendiri tidak memberi tahu Fela sebelumnya. Aku harus sendiri lagi. Mengobati luka sedalam ini. Entah sampai kapan aku tak bisa hidup seperti dulu lagi. Harapan untuk menikahinya terlalu tinggi hingga rasa sakitku sangat mendalam saat ku jatuh. Allahu Robby. Tolonglah hamba-Mu ini. Saya mulai percaya pada adagium bahwa komunikasi yang buruk adalah penyebab utama hancurnya suatu hubungan.
READ MORE - MELAWAN GUS KAPITAL

Cinta Dan Mencintai Allah

Definisi Cinta

Imam Ibnu Qayyim mengatakan, "Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; memba-tasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.

Kebanyakan orang hanya membe-rikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini. (Madarijus-Salikin 3/11)

Beberapa definisi cinta:

 Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai).

 Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.

 Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sebunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.

 Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.

 Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.

PEMBAGIAN CINTA

 Cinta ibadah

Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersema-ngatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.
Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga.
Jika ini semua diberikan kepada selain Allah maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam hal cinta.

 Cinta karena Allah

Seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan dan yang semisalnya. Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.

 Cinta yang sesuai dengan tabi'at (manusiawi),

yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:

 Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau orang sakit.

 Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang semisalnya.

 Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian, persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.

Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.

KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH

 Merupakan Pokok dan inti tauhid

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa'dy, "Pokok tauhid dan inti-sarinya ialah ikhlas dan cinta kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng- ilah-an dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan kecintaan kepada Rabb-nya dan menye-rahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)

 Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum, nikah dan sebagainya.

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: "Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya. (Jami' Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)

 Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah

Berkata Ibn Qayyim, "Sesungguh-nya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia cintai. (Madarijus-Salikin 3/38).

 Menghalangi dari perbuatan maksiat.

Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): "Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak me-nyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.

Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.

Sampai pada ucapan beliau, "Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati dan raganya.Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)

 Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.

Berkata Ibnu Qayyim, "Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya.
Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karena hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)

 Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.

Berkata Ibn Qayyim, "Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta'ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.

Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula pengham-baan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selain-Nya."(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)

ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH Subhannahu wa Ta'ala

Allah Subhannahu wa Ta'ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman di dalam surat Al-Ma'idah: 54, yang artinya: "Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah."

Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta'ala :

 Attawabun (orang-orang yang bertau-bat), Al-Mutathahhirun (suka bersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersa-bar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-Muqsithun (berbuat adil).

 Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.

 Orang yang berkasih-sayang, lembut kepada orang mukmin.

 Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin di hadapan orang-orang kafir.

 Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.

 Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.

 Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.

SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA ALLAH Subhannahu wa Ta'ala


 Membaca Al-Qur'an dengan memikir-kan dan memahami maknanya.

 Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.

 Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala , baik de-ngan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.

 Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.

 Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat Allah.

 Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.

 Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.

 Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (di saat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur'an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.

 Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da'i, mendengar-kan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembica-raan yang baik.

 Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala .
READ MORE - Cinta Dan Mencintai Allah

Kekayaan Yang Tidak Kita sadari

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung, dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya.

' Bagaimana perjalanan kali ini?'
' Wah, sangat luar biasa Ayah'
' Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin' kata ayahnya.
' Oh iya' kata anaknya
' Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?' tanya ayahnya.


Kemudian si anak menjawab.
' saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
  • Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
  • Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
  • Kita memiliki patio sampai ke! halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
  • Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
  • Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.
  • Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
  • Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.'


Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.

Kemudian sang anak menambahkan ' Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.'

Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih.

READ MORE - Kekayaan Yang Tidak Kita sadari

Penganut ‘Kopi Paste’ Ingin Disahkan Sebagai Agama



Sekelompok orang di Swedia mengakui simbol Kopi Paste (Ctrl+C dan Ctrl+V) sebagai sesuatu yang suci. Mereka pun ingin kepercayaannya disahkan sebagai ajaran agama.
Dalam sebuah kabar yang mirip lelucon April Mop, sekelompok penganut Kopimisme di Swedia berharap kepercayaan mereka bisa diakui secara sah oleh negara.
Penganut Kopimisme tergabung dalam Missionerande Kopimistsamfundet (Misionaris Kopimisme). Kelompok ini menganggap tindakan menyalin konten sebagai hal suci.
Seperti dikutip detikINET dari TorrentFreak, Senin (18/4/2011), kelompok ini juga memiliki simbol-simbol suci. Termasuk Ctrl+C dan Ctrl+V.
Agak sulit memang mengganggap berita ini serius. Namun para pendiri Kopimisme dikabarkan memang sungguh-sungguh berharap ajaran mereka bisa diakui oleh pemerintahan setempat.
Langkah terbaru mereka adalah mengajak bertemu pihak berwajib di Swedia untuk mengetahui apa saja syarat sah sebuah agama agar bisa diakui negara.
Kopimisme didirikan oleh Isaac Gerson, seorang mahasiswa filsafat. Ajaran mereka menyebutkan bahwa menyalin dan berbagi informasi dalah hal paling indah di dunia.
Beberapa rukun Kopimisme adalah:
* All kunskap åt alla (semua pengetahuan untuk semua)
* Sökandet efter kunskap är heligt (pencarian pengetahuan adalah suci)
* Spridandet av kunskap är heligt (penyebarluasan pengetahuan adalah suci)
* Skyddande av kopieringsakten (tindakan meng-copy adalah suci)
Hal-hal yang ditentang penganut Kopimisme termasuk software anti pembajakan ala Digital Rights Management (DRM). Praktek DRM dianggap setara dengan perbudakan, dan harus dihapuskan.
Untuk bergabung dengan ajaran ini, calon penganut pertama-tama harus setuju bahwa segalanya boleh di-copy dan informasi seharusnya bebas. Lalu, ia cukup membuka situshttp://kopimistsamfundet.se/ hingga logo Kopimi muncul.
Pengajuan Kopimisme sebagai agama resmi di Swedia telah dilakukan sejak 2010. Namun hingga kini belum dikabulkan karena komunitas Kopimisme dianggap hanya berkumpul dan tidak melakukan persembahan.

sumber:serbamenarik com
READ MORE - Penganut ‘Kopi Paste’ Ingin Disahkan Sebagai Agama

Orang Judes Gampang Kena Stroke

TRIBUNNEWS.COM- Orang yang judes, agresif dan sering marah-marah memiliki risiko serangan stroke 40 persen lebih besar dibanding orang yang mampu mengendalikan diri. Kok bisa?

Karena ketika orang sering marah maka dinding arteri leher mudah menyempit sehingga memicu serangan jantung dan stroke. Demikian kesimpulan dr Ralph Sacco, ketua neurologi di University of Miami Miller School of Medicine yang dipublikasikan di jurnal Hypertension.

"Pengetahuan adalah langkah pertama untuk membuat perubahan perilaku. Jika ada pengetahuan tentang stres dan watak judes bisa membantu mengubah perilaku orang sehingga bisa menghindari risiko serangan jantung," kata Sacco.

Tim riset yang dipimpin Angelina Sutin dari US National Institute on Aging, mengumpulkan data lebih dari 5.600 orang di empat desa di Sardinia, Italia.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki skor tinggi untuk sifat antagonis, mengalami penebalan lebih banyak pada arteri leher (karotid), dibandingkan dengan orang yang sifatnya lebih menyenangkan.

Penebalan dinding arteri karotid merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke. Orang yang sering marah dan judes memicu penebalan dinding arteri.

"Orang yang menyenangkan cenderung mudah percaya, mengatakan apa adanya dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, sementara orang-orang yang mendapat skor tinggi untuk sifat antagonis, cenderung tak mudah percaya, skeptis dan sinis, manipulatif, egois, sombong dan cepat mengekspresikan kemarahan," terang Sutin.

Secara umum, pria lebih banyak mengalami penebalan dinding arteri daripada wanita. Tapi di antara perempuan yang antagonis, risikonya cepat menyamai laki-laki.

"Sedangkan wanita dengan sifat menyenangkan memiliki dinding arteri yang jauh lebih tipis dibandingkan laki-laki yang sifatnya menyenangkan. Antagonisme memiliki keterkaitan lebih erat dengan penebalan arteri pada wanita," kata Sutin.

Biasanya, penebalan dinding arteri adalah pertanda meningkatnya usia, namun orang muda dengan sifat judes akan mengalami penebalan dinding arteri.

"Orang yang menyenangkan cenderung mudah percaya, mengatakan apa adanya dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, sementara orang-orang yang mendapat skor tinggi untuk sifat antagonis, cenderung tak mudah percaya, skeptis dan sinis, manipulatif, egois, sombong dan cepat mengekspresikan kemarahan,"
Angelina Sutin dari US National Institute on Aging
READ MORE - Orang Judes Gampang Kena Stroke

onok opo yo???






Golekono seng endi seng elek??


Bonus dari Admin :P

READ MORE - onok opo yo???

Bersin dan Menguap

Rasulullah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها، ضحك منه الشيطان )) صحيح البخاري في الأدب 6223

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta'alaa anhu, Rasulullah bersabda, "Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya". Shahih Bukhari, 6223.


Imam Ibn Hajar berkata, "Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)

Nabi menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut.

Rasulullah bersabda:

(( إذا عطس أحدكم فليقل الحمد لله، وليقل له أخوه أو صاحبه: يرحمك الله، فإذا قال له يرحمك الله فليقل: يهديكم الله ويصلح بالكم )) صحيح البخاري في الأدب: 6224

Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa Yushlihubaalakum (HR. Bukhari, 6224)

Dan para dokter di zaman sekarang mengatakan, "Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam !!! Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Maka, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan "menguap" ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.

Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155)
READ MORE - Bersin dan Menguap

10 Racun Dalam Diri Kita yang Tidak Disadar


Racun pertama : Menghindar
Gejalanya: Lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan, kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Antibodinya: Realitas
Cara: Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.

Racun kedua : Ketakutan
Gejalanya: Tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkawinan, problem seksual, dll.
Antibodinya: Keberanian
Cara: Hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah, 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Keberanian merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.

Racun ketiga : Egoistis
Gejalanya: Materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.
Antibodinya: Bersikap sosial
Cara: Jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui, orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.

Racun keempat : Stagnasi
Gejalanya: Berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Antibodinya: Ambisi
Cara: Teruslah berkembang, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. Kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.

Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejalanya: Kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Antibodinya: Keyakinan diri
Cara: Seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang, yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.

Racun keenam : Narsistik
Gejalanya: Kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Antibodinya: Rendah hati
Cara: Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.

Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejalanya: Kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, merasa menjadi orang termalang di dunia.
Antibodinya: Sublimasi
Cara: Jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain..

Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejalanya: Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Antibodinya: Kerja
Cara: Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.

Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejalanya: Pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.
Antibodinya: Kontrol diri
Cara: Tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dengan keberagaman kultur dan agama.

Racun kesepuluh : Kebencian
Gejalanya: Keinginan balas dendam, kejam, bengis.
Antibodinya: Cinta kasih
Cara: Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.
READ MORE - 10 Racun Dalam Diri Kita yang Tidak Disadar

Buah Keimanan

Bila cahaya iman telah meresap dalam sanubari niscaya akan menda-tangkan keunikan-keunikan dalam aqidah, amal dan akhlak. Maka barang siapa yang dikaruniai iman, sungguh ia telah dikaruniai kebaikan yang sangat banyak dan tiada ternilai. Iman akan memberikan pengaruh, buah dan akibat-akibat yang terpuji baik di dunia maupun di akhirat, diantara buah dari keimanan tersebut adalah:

Kecintaan Allah kepada ahlul iman


Firman Allah:“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan me-rekapun mencintaiNya.” (Al-Maidah: 54)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa iman tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang ia cintai dan dipilih dari kalangan manusia.

Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak dicintai, dan Dia tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang Dia cintai. ”(HR al Hakim dari Ibnu Mas’ud).

Keridhaan Allah kepada ahlul iman

Allah Berfirman Tentang Orang –Orang Mukmin :“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya.Yang demiki-an itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya.” (Al-Bayyinah: 8)

Sesuatu yang paling mulia dan agung didunia adalah keridhaan Allah kepada seorang hamba. Apabila Allah telah meridhai seorang hamba maka Dia akan menjadikanya hidup bahagia, meridhainya dan meneguhkan hatinya diatas jalan yang lurus. Allah juga akan memudahkan kepadanya kebaikan dimanapun berada, kapanpun dan kemanapun ia menuju. Allah meridhai-nya ketika di dunia dan setelah ia meninggalkan dunia.

Ahlul iman memiliki rasa aman yang sempurna

Allah Ta'ala berfirman:“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Al-An'am: 82)

Allah memberitahukan kepada kita bahwa barang siapa yang diberi taufik untuk ikhlas dan tidak syirik maka berarti ia telah mendapatkan dua faedah yaitu rasa aman yang sempurna dan hidayah di dunia dan akhirat. Ada sebagian penafsiran yang menjelaskan bahwa yang dimaksud rasa aman adalah ketika di dunia, ada pula yang menaf-sirkan dengan rasa aman di akhirat. Namun yang jelas bila tauhid seorang hamba telah sempurna maka dia tidak akan takut dengan suatu apapun kecuali hanya kepada Allah.

Diantara buah iman adalah keteguhan hati

Firman Allah dalam surat: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)

Di antara musibah yang sangat besar adalah berbolak baliknya hati dari ketaatan kepada Allah. Akan tetapi ahlul iman adalah orang-orang yang diberi keteguhan dan keyakinan yang mantap sehingga fitnah apapun tidak akan berdampak negatif kepada mereka, ujian seberat apapun tidak akan menggoyahkan mereka, sebab mereka berpegang teguh kepada tali Allah yang kokoh.

Hidayah dan rahmat bagi orang yang beriman

Allah ber firman: “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi pe-tunjuk kepada hatinya.” (At-Taghabun: 11)

Petunjuk dan hidayah Allah adalah sempurna, dalam segala kondisi dan urusan, hidayah yang tak teriringi oleh kesesatan.

Nikmatnya ketaatan dan manis-nya bermunajat

Nabi Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Telah merasakan nikmat iman orang yang rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasul.” (HR Muslim).

Rasulullah memberitahukan bahwa iman memiliki rasa nikmat, maka buah dari keridhaan adalah mencicipi nikmatnya iman. Ibnul qayyim dalam kitabnya Madarijus Salikin berkata: “Hadits ini adalah landasan bagi kedudukan-kedudukan dalam agama, ia mengandung sikap ridha terhadap rubbubiyah dan uluhiyyah Allah Ta'ala, ridha kepada rasul dan tunduk kepadanya, ridha dan berserah diri kepada agamaNya. Barang siapa yang terkumpul dalam dirinya empat perkara diatas maka ia adalah as-shiddiq (benar imannya), kami memohon semoga Allah Yang Maha Agung berkenan menjadikan kita orang-orang yang merasakan nikmatnya bermunajat, manisnya iman dan ketaatan.

Mendapatkan pembelaan dan keselamatan dari Allah

Firman Allah: “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.” (Al-Hajj: 38)

As-Sa’diy berkata:”Ini adalah pemberitahuan, janji dan kabar gembira bagi orang-orang mukmin, bahwasanya Allah membela mereka -karena iman mereka- dari kejahatan orang-orang kafir, sikap was-was, kejahatan jiwa dan amal-amal yang buruk. Dia juga meringankan kesulitan-kesulitan mereka dengan seringan-ringannya, dan pembelaan ini menurut kadar iman masing-masing.

Ahlul iman bila melakukan ketaatan maka akan dimudahkan untuk mela-kukakan bentuk ketaatan yang lain

Hal ini disebabkan karena Allah melapangkan dadanya dan memudah-kan perkaranya sehingga merasa mudah dan ringan (karena taufik dari Allah) dalam menjalankan amal shalih yang lain, maka akan terus bertambah amal seorang mukmin.


“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaq-wa,dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”
(Al-Lail 5-7)

Juga firman Nya yang lain:“Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu.” (Asy- Syura: 23)

Iman akan menghidupkan hati seorang hamba

Barang siapa beriman kepada Allah maka ia akan selalu mengingatNya, hati dan fikirannya terfokus secara kuat terhadap akhirat. Setiap kali muncul ketaatan ia bisa merasakan akibat-akibatnya yang mulia pada hari kiamat, ketika muncul rasa malas dalam mengerjakan shalat misalnya maka ia langsung ingat akan pahala dan buahnya di alam kubur maupun akhirat. Sehingga akhirnya terpacu untuk memperbaiki diri dan memperbanyak ibadah, demikianlah kondisi hati yang hidup dan berisikan keimanan.

Malaikat memohonkan ampun bagi orang mukmin

Firman Allah, artinya: “(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malai-kat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepadaNya serta memintakan ampun ba-gi orang-orang yang beriman.” (Ghafir: 7)

Syetan Tidak Akan menguasai Orang-orang Mukmin

Firman Allah, artinya: “Sesungguh-nya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan ber-tawakkal kepada Rabbnya.” (An-Nahl: 99)

Allah memberitakan dalam kitab-Nya bahwa sebab yang paling besar untuk melindungi kejahatan syetan adalah dengan berlindung kepadaNya dan Dia juga menjelaskan bahwa ada sebab lain yang paling kuat untuk melawannya yaitu membentengi diri dengan iman dan tawakkal.

Penutup

Setelah kita mengetahui buah iman dan keutamaan-keutamaanya maka selayaknya bagi kita yang hidup di zaman ini untuk senantiasa menjaga aqidah, iman dan agama kita. Hendaknya kita senantiasa menjaga diri agar tidak melenceng dari rel agama tanpa kita menyadarinya. Setan dari golongan jin maupun manusia memiliki banyak cara, taktik dan strategi yang samar yang hampir-hampir kita tidak dapat mendeteksinya.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa di akhir zaman ada orang yang di pagi hari ia mukmin namun di sore hari ia telah kafir demikian pula sebaliknya. Selain itu juga banyak terjadi kerancuan sehingga mengaburkan batasan-batasan antara keimanan dan kekufuran yang mengakibatkan banyak orang terkecoh. Namun bagi orang yang memiliki kesempurnaan iman dan terbebas dari noda syirik maka baginya rasa aman dan hidayah yang sempurna di dunia dan akherat. Dia meraih semua keutamaan iman yang begitu besar, maka wajib bagi setiap muslim agar senantiasa memikirkan bagaimana menambah iman dan amal shalih untuk mendapatkan rasa aman dan hidayah sepanjang masa.
READ MORE - Buah Keimanan

Arti Sebuah Nama

Memberi nama anak, di dalam Islam mendapat perhatian yang cukup besar. Karena nama merupakan identitas diri dan sarana untuk saling memahami dalam berkomunikasi dengan orang lain. Nama, bagi seorang bayi yang dilahirkan merupakan hiasan, tumpuan dan sekaligus syi'ar yang dengannya ia dipangggil ketika di dunia maupun di akhirat. Rasulullah saw sering mengganti nama seseorang yang baru masuk Islam, jika sebelumnya nama orang tersebut tidak baik di dalam pandangan Islam.

Beberapa masalah Seputar Nama

Pentingnya nama dan pengaruhnya terhadap anak, orang tua dan ummat.
Nama, yang dalam bahasa Arabnya adalah ism, menurut sebagian orang merupakan bentukan dari kata wasm yang berarti tanda ('alamah). Maka dengan nama seseorang dapat diketahui dan dia menjadi tanda bagi yang bersangkutan. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman :

“Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. 19:7)

Sebagian yang lain mengatakan bahwa ia berasal dari kata as sumuw yang berarti tinggi. Maka nama adalah merupakan tanda yang menggambarkan ketinggian atau kaluhuran seseorang yang memiliki nama tersebut.

Nama adalah sesuatu yang pertama didapat oleh seorang bayi yang terlahir, merupakan ciri spesifik yang membedakan dia dengan orang lain. Nama adalah yang pertama dilakukan seorang ayah terhadap bayi sebagai tanda pewaris dan penerus regenerasi. Nama juga merupakan sarana pertama bagi manusia untuk terjun di kancah masyarakat.

Nama meskipun hanya sesuatu yang bersifat maknawi tetapi memiliki nilai yang amat tinggi melebihi materi. Sehingga orang akan lebih menjaga nama daripada hartanya, jangan sampai namanya direndahkan, ditentang atau dimusuhi.

Islam sangat menganjurkan agar memberi nama anak dengan nama yang baik, karena pada umumnya nama memiliki pengaruh terhadap seseorang yang memilikinya, dalam baik ataupun buruknya. Dia merupakan cerminan pemikiran orang tua, apakah dia seorang yang selamat dan mengikuti petunjuk Nabi saw atau memiliki pemikiran- pemikiran yang tercemar dan bahkan menyimpang.

Nama yang baik akan memberikan kepuasan bagi seorang anak. Ketika anak memasuki usia banyak bertanya (antara 5 hingga 7 tahun) terkadang mereka melontarkan pertanyaan, "Mengapa ayah memberi nama aku demikian? Apa artinya?

Alangkah bahagianya sang ayah kalau dia memberi nama yang baik, sehingga dia dapat memberikan jawaban yang menyenangkan buat sang anak. Namun kalau ternyata nama yang dia berikan adalah buruk maka terbukalah kebodohan dan kedangkalan pemikirannya di hadapan sang anak. Dan nama baik yang diberikan kepada anak merupakan salah satu pendidikan paling dini untuk mereka. Ketika seorang anak tahu bahwa namanya adalah sesuatu yang mulia dan tinggi, maka dia akan bercita-cita setinggi dan semulia namanya sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua.

Maka ada benarnya ungkapan sebagian orang, “Katakan siapa namamu, maka aku akan tahu siapa ayahmu.” Artinya dengan mengetahui nama seorang anak maka dapat diterka bagaimana sifat, pemikiran dan gaya hidup orang tuanya.

Waktu Pemberian Nama

Ada tiga waktu yang disunnahkan dalam memberikan nama anak, yaitu:

 Memberi nama bayi pada saat dia dilahirkan.

 Memberinya nama dalam masa tiga hari setelah kelahirannya.

 Memberi nama pada hari ke tujuh dari kelahirannya.
Perbedaan ini masuk dalam kategori tanawwu' (variasi), sehingga kita dapat memilih mana saja yang kita kehendaki, alhamdulillah.


Memberi Nama Adalah Hak Ayah


Tidak ada perbedaan pendapat bahwa yang lebih berhak memberi nama seorang anak adalah ayah. Jika ada perbedaan atau perselisihan antara ayah dengan ibu maka yang berlaku adalah panamaan dari ayah. Seorang ibu jika kurang setuju hendaknya mengajak musyawarah dengan baik, dengan penuh kelembutan dan jalinan kasih.
Boleh juga minta dicarikan nama kepada orang yang terpercaya dalam agamanya (shalih) agar memilihkan nama yang sesuai dengan sunnah. Banyak diantara shahabat yang menghadap Nabi Shalallaahu alaihi wasalam serta meminta beliau agar memberi nama untuk anak-anak mereka.

Anak Dinisbatkan Kepada Ayah

Sebagaimana pemberian nama adalah hak ayah maka penisbatan anak juga kepada ayahnya. Dia dipanggil dengan menisbatkan kepada ayahnya, bukan kepada ibunya, misalkan fulan bin fulan bukan bin fulanah, kalau anak perempuan fulanah binti fulan, demikian pula dalam panggilan.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,artiya,
“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah.” (al-Ahzab:5)


Memilih Nama Yang Baik

Seorang ayah wajib memilihkan nama yang baik untuk anaknya, dari segi lafal maupun maknanya, serta masih dalam koridor syara'. Diantara ciri nama yang baik adalah: Indah, sejuk di lisan, enak didengar, mengandung makna yang mulia dan sifat yang benar dan jujur, jauh dari segala makna dan sifat yang diharamkan atau dibenci agama seperti nama asing yang tak jelas, tasyabbuh dengan orang kafir serta segala yang memiliki arti buruk.

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan, "Merupakan hak seorang anak terhadap ayahnya adalah memilihkan untuknya ibu yang baik, memberinya nama yang baik dan mewariskan kepadanya adab (pendidikan) yang baik."

Tingkatan Nama Yang Dicintai

Tingkatan nama yang dicintai Allah serta dibolehkan dalam Islam adalah sebagai berikut:

 Abdullah dan Abdurrahman, berdasarkan hadits Ibnu Umar Radhiallaahu anhu yang diriwayatkan oleh imam Muslim. Dan tak kurang dari tiga ratus shahabat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam yang memiliki nama Abdullah.

 Abdun (penghambaan)yang disambungkan dengan Asam’ul Husna selain yang tersebut di atas, seperti Abdul Aziz, Abdul Malik, Abdul Majid dan sebagainya.

 Nama-nama nabi dan rasul, karena mereka adalah penghulu bagi umat manusia dan merupakan orang-orang mulia serta terpilih. Nabi Shalallaahu alaihi wasalam juga pernah memberi nama sebagian shahabat dengan nama para nabi sebelum beliau.

 Nama orang-orang shalih, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dari al-Mughirah bin Syu'bah Radhiallaahu anha bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa memberi nama dengan nama para nabi dan orang shalih sebelum beliau. Termasuk pemuka shalihin adalah para shahabat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, Tabi'in dan para imam kaum muslimin.

 Segala nama yang mencerminkan kejujuran dan kebaikan manusia.
Nama-Nama Yang Dilarang

Diantara-nama-nama yang dilarang adalah sebagai berikut:

 Segala nama yang menunjukkan penghambaan kepada selain Allah, seperti Abdul Ka'bah, Abdusy Syamsi (hamba matahari), Abdul Husain dan lain-lain.

 Memberi nama dengan nama-nama Allah, seperti Arrahman, al Khaliq, dan semisalnya.

 Nama-nama a'jam yang berasal dari orang kafir dan merupakan ciri atau kekhususan mereka. Ini banyak menimpa kaum muslimin saat ini, mereka banyak mengimpor nama-nama kafir dari Eropa dan Amerika seperti Petrus,George,Diana,Suzan dan sebagainya.

 Nama-nama patung atau berhala yang disembah selain Allah seperti Latta, Uzza, Hubal, (Brahma, Wisnu, Syiwa-pen).

 Nama klaim dusta, mengandung unsur kebohongan yang berlebihan, mentazkiyah (menyucikan) diri . Diantara contoh nama yang masuk kategori ini adalah Malikul Amlak (Muluk), Sulthanus Shalatin, Syahinsyah, yang semuanya memiliki arti hampir sama yaitu raja diraja. Juga nama Hakimul Hukkam yang artinya hakim dari segala hakim.

 Nama-nama setan dan iblis, hal ini sebagimana yang dikatakan Imam Ibnul Qayim.
Nama-Nama Yang Makruh

 Nama yang membuat lari dan ngeri hati seperti Harb (perang), Murrah (pahit), Khanjar (pisau belati). Juga nama-nama yang memiliki makna penyakit seperti Suham (penyakit unta), Suda'(pusing), Dumal (bisul).

 Nama-nama yang mengundang syahwat, terutama bagi para wanita, seperti Fatin atau Fitnah (dengan kecantikannya), Syadiyah (penyanyi dengan suara merdu).

 Nama-nama orang fasiq, artis atau bintang film, penyanyi dan pemusik.

 Nama yang menunjukkan makna dosa atau maksiat seperti zhalim, sariq (pencuri). Juga nama yang tidak diminati masyarakat karena buruk, seperti Kannaz (penumpuk harta), Bakhil dan semisalnya.

 Nama-nama binatang yang dikenal buruk seperti Khimar (keledai), Kalb (anjing),Hanasy (lalat),Qunfudz (landak) dan lain-lain.

 Nama-nama dobel seperti Ahmad Muhammad, Said Ahmad dan semisalnya, karena -dimasyarkat Arab- menjadikan bingung disebabkan adanya unsur iltibas (ketidakjelasan).

 Sebagian ulama juga membenci pemberian nama dengan nama-nama malaikat, seperti Jibril, Mikail, Israfil dan lain-lain.

 Sebagian ulama juga memakruhkan pemberian nama dengan surat-surat dari al-Qur'an seperti Thaha, Hamim, Yasin.

Adapun yang tersebar di masyarAkat bahwa Thaha atau Yasin adalah nama lain untuk Nabi Muhammad saw, maka itu sama sekali tidak benar. Ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah di dalam kitab “Tuhfatul Maudud” hal 109.
Sudah saatnya kaum muslimin menyadari pentingnya nama yang baik dan islami. Karena nama-nama yang baik insya Allah akan memberikan pengaruh yang baik pula bagi pribadi, keluarga dan masyarakat. Tidak ada salahnya jika seseorang yang terlanjur memiliki nama atau memberi nama yang buruk, nama kufur dan nama syirik, segera menggantinya dengan nama-nama yang dianjurkan atau dibolehkan dalam Islam. Mengganti nama yang buruk dengan nama yang baik merupakan sunnah yang pernah dilakukan oleh Nabi saw. Wallahu a’lam.
READ MORE - Arti Sebuah Nama

Tepatkah Tujuan Kita ?

Rasulullah SAW bersabda :
"Kalian akan menjadi rebutan umat lain bagaikan makanan dalam mangkuk".
para sahabatnya bertanya, "apakah jumlah kami sedikit pada waktu itu, ya
Rasulullah?".
Rasulullah SAW menjawab, "Jumlah kalian pada saat itu banyak sekali, namun 
kalian bagaikan buih air banjir. Dan sesungguhnya Allah akan mencabut rasa takut dari dada-dada musuh kalian, dan Allah SWT akan memasukkan al-wahnu dalam relung hati kalian."
para sahabat bertanya lagi, "apakah al-wahnu itu , wahai Rasulullah?"
Rasulullah SAW menjawab, "Cinta dunia dan takut mati" (H.R Ahmad dan Abu Daud)


قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى وَلا تُظْلَمُونَ فَتِيلا
Artinya : "Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yag bertaqwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun." (Q.S An-Nisa : 77)


أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ 
Artinya : "Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu ada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (Q.S An-Nisa 78)



Berapa kali kita menghela nafas d bumi ini..?
Apakah setiap nafas yg kita hirup kita gunakan untuk mencari Ridho-Nya..?
Ataukah sekedar menyambung hidup tuk mancari urusan dunia..?

Ketahuilah wahai hamba Allah..
Dunia itu bagaikan sampah kotor..
Jika kau memegangnya..
Maka tanganmu akan menjadi kotor..

Bukalah aurat sesukamu..
Puaskanlah nafsumu..
Penuhi keinginanmu..
Tertawalah sepuasmu.. 
Carilah duniamu..
Tapi ingat..
Bila kematiamu datang..
Matamu terbelalak..
Nafasmu tersengal-sengal.. 
Ototmu kejang..
Tidak ada lagi tawa tersungging di bibirmmu..
Yang ada hanyalah diri seperti ikan di daratan..
Berakhirlah semua itu tanpa arti..
Karena telah menyiakan waktumu yg sebentar ini..


Renungkanlah..
READ MORE - Tepatkah Tujuan Kita ?

Kisah Tentang Huruf "T"

tatkala temperatur terik terbakar terus, tukang tempe tetap tabah,

"tempe-tempe" , teriaknya.

Ternyata teriakan tukang tempe tadi terdengar tukang tahu,

terpaksa teriakannya tambah tinggi, "tahu…tahu. ..tahu… !"

"tempenya terbaik, tempenya terenak, tempenya terkenal!!", timpal tukang tempe.

Tukang tahu tidak terima, "tempenya tengik, tempenya tawar, tempenya terjelek…. !"

tukang tempe tertegun, terhenyak, "teplakkk… !" tamparannya tepat terkena tukang tahu.

Tapi tukang tahu tidak terkalahkan, tendangannya tepat terkena tulang tungkai tukang tempe.

Tukang tempe terjengkang tumbang! Tapi terus tegak, tatapannya terhunus tajam terhadap tukang tahu.

Tetapi, tukang tahu tidak terpengaruh tatapan tajam tukang tempe tersebut, "tidak takut!!" tantang tukang tahu. Tidak ternyana tangan tukang tempe terkepal, tinjunya terarah, terus tonjokkannya tepat terkena tukang tahu, tak terelakkan! Tujuh tempat terkena tinjunya,

tonjokan terakhir tepat terkena telak. Tukang tahu terjerembab. "tolong.. Tolong.. Tolong..!", teriaknya terdengar tinggi.

Tanpa tunda tempo, tukang tempe teruskan teriakannya, " tempe .. Tempe .. Tempe..tapi terus terdengar tembakan..tukang tempepun tertembak tentara teroris..teretetetetetetetetetetetetetetetetet!!! Tukang tempe terkapar tertembak..tukang tahupun tertawa terbahakbahak...teletai teritanya..tapek tauuuuuuuuukkkkkkkkk!!
READ MORE - Kisah Tentang Huruf "T"

Bahaya Berfatwa Tanpa Ilmu

Berfatwa adalah menjelaskan hukum Allah. Jadi merupakan ucapan yang derajatnya tinggi. Hal itu menuntut kepada ahlinya untuk menerangkan perkara-perkara agama yang belum jelas pada kebanyakan orang, dan menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus. Oleh karena itu, derajat yang tinggi ini tidak dikemukakan kecuali dari ahlinya. Maka wajib atas hamba-hamba Allah untuk takut kepadaNya agar tidak berbicara kecuali dengan ilmu dan hujjah, agar mereka semua mengetahui bahwa hanya Allah-lah yang berhak membuat syariat untuk hambaNya. Tidak ada syariat kecuali syariat Allah di muka bumi ini. Tidak berhak seseorang menghalalkan sesuatu kecuali yang dihalalkan Allah dan juga tidak berhak mengharamkan sesuatu kecuali yang diharamkan Allah. Firman Allah Ta'ala: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta 'ini halal dan ini haram' untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah".(An Nahl: 116).

Termasuk kesalahan besar apabila seseorang mengatakan sesuatu itu halal, padahal dia tidak tahu hukum Allah tentang itu. Atau mengatakan sesungguhnya ini haram, padahal dia belum tahu hukum Allah tentang perkara itu. Atau mengatakan ini wajib, itu sunah, ini dari Islam, padahal dia masih samar dalam masalah tersebut. Hingga mungkin akan sebaliknya, apa yang dia katakan wajib, sebenarnya di sisi Allah tidak wajib. Dan yang dikatakan dari Islam, ternyata bid'ah, dan yang dikatakan bid'ah , justru itulah Islam. Jadinya kacau. Maka berbahaya sekali seseorang yang berfatwa tanpa ilmu, di mana dia akan sesat dan menyesatkan orang banyak, dan secara tidak langsung atau langsung dia telah menjadikan bagi Allah sekutu (dalam membuat syariat Islam). Firman Allah: "Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diijinkan Allah?" (Asy Syura: 21).

Apakah mereka tidak tahu, di saat memberi fatwa yang menyesatkan orang dengan menghalalkan yang diharamkan Allah atau mengharamkan yang dihalalkan Allah, bahwa dosanya akan kembali kepada mereka dari orang-orang yang tersesat dengan fatwanya yang tanpa ilmu tersebut ? Karena besarnya bahaya fatwa tanpa ilmu, maka Allah mensejajarkan perbuatan berkata/berfatwa atas nama Allah tanpa ilmu- itu, dengan syirik. Firman Allah Ta'ala: "Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui". (Al A'raaf: 33).

Sesungguhnya ada sebagian kaum muslimin yang karena keberaniannya, ketidakshalihan dan tidak adanya malu kepada Allah dan tidak takut kepadaNya, mengatakan sesuatu yang jelas haram, dia katakan makruh. Atau hal yang jelas wajib dia katakan sunnah. Entah karena kebodohannya atau karena kesengajaannya. Atau membuat keragu-raguan kepada kaum muslimin mengenai syariat Allah.

Sikap orang yang berakal dan beriman, takut kepada Allah dan mengagungkanNya dalam mengatakan sesuatu yang belum diketahui adalah dengan ucapan "Saya tidak tahu, akan saya tanyakan kepada yang lain". Sikap itu merupakan akhlaq orang yang sempurna akalnya, dan dengan demikian ia sendiri telah bisa mengukur dan mengakui seberapa kemampuannya.

Coba kita perhatikan sikap Rasulullah, seorang hamba Allah yang paling tahu tentang agama Allah- di saat beliau ditanya oleh para shahabat tentang roh dan tentang hari Kiamat. Apa jawaban beliau ? Beliau menunggu jawaban dari Allah yang berupa wahyu, dan tidak langsung dijawab dengan tanpa ilmu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Firman Allah Ta'ala:
"Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat: "Bilakah terjadinya ?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabbku, tidak seorangpun yang bisa menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia". (Al A'raaf: 187).

Untuk lebih jelasnya perhatikan perkataan Ibnu Mas'ud berikut ini: "Wahai para manusia, barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu yang dia ketahui, maka katakanlah (jelaskan). Dan barangsiapa yang tidak mengetahui tentang ilmu itu, maka supaya mengatakan, "Allah yang lebih tahu (Allahu a'lam)". Sesungguhnya sebagian dari kehati-hatian orang yang berilmu adalah mengatakan sesuatu yang belum diketahui dengan perkataan : "Allah yang lebih tahu".

Contoh Fatwa Tanpa Ilmu


Berikut ini sebagian dari contoh fatwa yang tanpa ilmu dan menyesatkan. Bahwasanya orang yang sakit dan pakaiannya kotor kena najis dan tidak mungkin untuk mensucikannya karena suatu hal, ada yang menfatwakan bahwa si sakit tersebut tidak perlu shalat sehingga suci pakaiannya.
Ini adalah fatwa bohong, salah dan bathil. Yang benar adalah, orang yang sakit tersebut tetap berkewajiban shalat, sekalipun di badannya ada najis yang tidak bisa dihilangkan, karena Allah telah berfirman: "Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu". (At-Taghabun: 16).

Jadi orang yang sakit bisa shalat sesuai keadaan dan kesanggupan dia mengerjakannya. Jika sanggup, dia shalat dengan berdiri. Jika tidak bisa shalat dengan berdiri, maka shalat dengan duduk. Jika tidak mampu dengan duduk, bisa shalat dengan berbaring dan berisyarat dengan kepalanya. Apabila tidak sanggup berisyarat dengan anggota badannya, sebagian orang yang berilmu mengatakan, bisa shalat dengan isyarat matanya. Apabila dengan matanya tidak bisa, berisyarat dengan hatinya, dan niat dalam hatinya itu mengerjakan perbuatan shalat (shalat dalam hatinya di waktu sudah tiba waktu shalat).

Dengan sebab fatwa yang bohong dan salah seperti contoh di atas (si sakit tidak perlu shalat sehingga suci pakaiannya), banyak kaum muslimin yang mati dengan meninggalkan shalat karena fatwa ini. Dan masih banyak lagi fatwa yang ngawur dan bohong dengan tujuan meraih popularitas di masyarakat atau untuk meraih kedudukan, jabatan, atau lainnya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam mengingatkan kita dengan sabdanya:
"Barangsiapa mempelajari ilmu untuk bermegah-megahan di antara ulama' atau untuk membantah orang-orang bodoh, atau untuk mengambil simpati orang banyak kepadanya, maka ia akan dimasukkan ke dalam Neraka".(HR. Turmudzi).

Umat ini butuh kepada ulama di setiap waktu dan tempat. Karena umat tanpa ilmu dan ulama' akan hidup dalam angan-angan, kerusakan dan kegelapan. Jadi dengan adanya fatwa-fatwa dari sebagian orang yang dianggap ulama', dengan fatwa-fatwanya yang tanpa ilmu, maka akan sirnalah harapan umat untuk mendapatkan penuntun adil di dunia ini, untuk mengantarkan mereka agar selamat di hari Kiamat nanti.

Seseorang dianggap ulama' karena kematangan ilmunya dalam agama. Dan seorang ulama' yang benar-benar ulama', tidak akan berfatwa tanpa ilmu, atau dengan hawa nafsunya. Karena mereka penerus dan pewaris da'wah para Nabi.
Semoga umat ini diselamatkan oleh Allah dari fatwa-fatwa yang bohong, menyimpang dan bathil. Amin.
(Abu Habiibur Rohman).
READ MORE - Bahaya Berfatwa Tanpa Ilmu


MBS FM

Monggo Di Klik

KASKUS GRESIK Blog'e Cak HavyPhotobucket
mbs fm Photobucket